Berdasarkan survey Riskesdas tahun 2013 prevalensi anemia ibu hamil 37,1% yang merupakan efek lanjutan dari tingginya prevalensi anemia pd remaja putri (25%) & Wanita Usia Subur (17%). Di Bali berdasarkan hasil penelitian pada remaja putri di beberapa SMP prevalensi anemia mencapai 25% dan SMA mencapai 60%. Selama ini fokus program dalam penanggulangan anemia pada remaja belum maksimal karena lebih dominan pada ibu hamil, sehingga kedepannya sasaran strategis diperluas dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan risiko BBLR (bayi berat lahir rendah) yakni dengan pemberian tablet tambah darah pada remaja puteri usia 12-18 tahun.
Berlokasi di Aula SMPN 2 Singaraja dan SMKN 2 Singaraja pada hari Senin tanggal 18 April 2016, diadakan kegiatan Sosialisasi Tablet Tambah Darah (TTD). Kegiatan tersebut dilaksanakan oleh Seksi Gizi Dinas Kesehatan Provinsi Bali bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng, program pemberian Tablet Tambah Darah ini akan dilaksanakan selama dari bulan Agustus s/d November 2016. Sasaran dari kegiatan tersebut adalah seluruh siswi remaja putri mulai dari Kelas VII sampai dengan Kelas XII. Tablet akan didistribusikan ke sekolah – sekolah melalui UKS, dan siswa diwajibkan untuk meminumnya sebanyak 13 butir setiap bulan (10 butir sewaktu haid, dan 3 butir setelah haid) selama 4 bulan jadi jumlah tablet yang harus dikonsumsi sebanyak 52 butir. Diharapkan dengan terlaksananya program ini kasus anemia pada remaja dapat diturunkan, sehingga berdampak pada rendahnya bayi BBLR.
Download disini