Program Pamsimas merupakan salah satu upaya mewujudkan akses air minum dan sanitasi universal tahun 2019, yang pelaksanaannya berbasis pemberdayaan masyarakat menuju perubahan perilaku dalam Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Masalah air bersih dan sanitasi masih menjadi problem bangsa. Cakupan air minum dan sanitasi yang rendah berdampak pada kesehatan masyarakat. Ini bisa dilihat dari hasil penelitian Jim Woodcock, konsultan air dan sanitasi dari Bank Dunia, yang hasilnya adalah 100 ribu bayi di Indonesia tewas setiap tahun disebabkan oleh diare, penyakit paling mematikan nomor dua setelah infeksi saluran pernapasan akut. Penyebab utama jelas buruknya akses terhadap air bersih serta sanitasi.
Untuk mengatasi keterbatasan akses air minum dan sanitasi tersebut, perlu diupayakan pendekatan yang tepat bagi masyarakat, karena yang berproses adalah masyarakat. Ini dimaksudkan guna terjaminnya keberlangsungan sarana prasarana yang dibangun, maupun keberlanjutan pascaprogram. Program Pamsimas (Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat) merupakan salah satu kegiatan strategis untuk mencapai tujuan peningkatan derajat kesehatan, produktivitas kerja, dan kualitas hidup, utamanya masyarakat berpenghasilan rendah. Peran aktif dan keterlibatan masyarakat menjadi modal efektif untuk mencapai keberhasilan program ini, khususnya di bidang kesehatan.
Sebagai tindak lanjut program Pamsimas, Puskesmas Kubutambahan II memberikan Penyuluhan tentang PHBS secara bertahap dari 17 November s/d 19 November dengan menyasar desa penerima dana prgram pamsimas yaitu Desa Bila, Desa Tamblang dan Desa Mengening yang difokuskan masing – masing di 2 tempat yaitu di sekolah dan masyarakat. Kegiatan berlangsung