I. PENEMUAN KASUS
1. Kasus Klinis Campak yang berhasil terpantau di wilayah Kabupaten Buleleng pada tahun 2014 adalah 274 kasus. Distribusi Kasus-kasus tersebut dapat digambarkan pada grafik berikut ini :
Dari 274 kasus yang terlacak, hanya 80 kasus yang specimennya diambil dan dikirim ke BLK Surabaya. Hal ini disebabkan karena habisnya reagen di BLK Surabaya akibat melonjaknya kasus di seluruh Indonesia pada tahun 2014. Gambaran tatalaksana terhadap specimen klinis campak dapat digambarkan pada grafik berikut ini :
Dalam periode tahun 2014, terjadi 2 kali frekwensi KLB klinis campak yaitu di wilker Puskesmas Sukasada II (positif rubella) dan di Puskesmas Buleleng III (Positif campak).
Seluruh kasus telah dilakukan penanganan sesuai protap penatalaksanaan kasus klinis campak berupa pengobatan suportif, pemberian kapsul vitamin A sebanyak 2x.
2. Penemuan kasus AFP (Acute Flaccyd Paralysis) pada tahun 2014 sebanyak 5 kasus yang dapat dipetakan sbb. :
Seluruh kasus negatif polio, sehingga AFP Rate = Non Polio AFP Rate yaitu 3,82 (target : ≥ 2 per 100.000 penduduk berusia kurang dari 15 tahun). Ini berarti bahwa Kabupaten Buleleng pada tahun 2014 memang tidak memiliki kasus poliomyelitis.
3. Kasus Kematian dengan riwayat GHPR (Gigitan Hewan Penyebar Rabies) di Kabupaten Buleleng tahun 2014 sebanyak 3 kasus, dimana hasil laboratorium menunjukkan 1 kasus terkonfirmasi positif, 1 kasus meragukan dan 1 kasus negatif. Tetapi gejala rabies pada pasien sebelum meninggal tidak bisa diabaikan dari kemungkinan rabies. Lokasi kejadian dapat dilihat pada peta berikut ini :
4. Frekwensi KLB yang terdata pada laporan STP-KLB di Kabupaten Buleleng tahun 2014 sebanyak 22 kali, dengan perincian sbb. :
Seluruh KLB telah tertangani/terinvestigasi dalam waktu kurang dari 24 jam dengan melibatkan lintas program, lintas bidang maupun lintas sector.
5. Kasus AES (Acute Encephalitis Syndrome) yang terlacak pada tahun 2014 di Kabupaten Buleleng sebanyak 10 kasus. Pelacakan kasus AES sudah dimulai sejak bulan Juni 2014, dalam rangka deteksi kasus Japanese Encephalitis (JE) di Provinsi Bali. Dari 10 kasus tersebut, hanya 9 kasus yang berhasil diambil specimennya dan seluruhnya negatif JE. Dan dari 10 kasus tersebut, 4 orang meninggal dunia. Sebaran kasusnya dapat dipetakan sbb. :
6. Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD)
Kasus DBD di Kabupaten Buleleng, mengalami kecenderungan peningkatan setiap tahunnya. Distribusinya dapat digambarkan sbb. :
7. Kasus potensial KLB yang terekam dalam laporan mingguan EWARS (Early Warning Alert and Response System) menunjukkan bahwa jenis penyakit yang paling sering dilaporkan setiap minggunya pada tahun 2014 dapat digambarkan dalam grafik berikut ini :