(0362) 21789
dinkes@bulelengkab.go.id
Dinas Kesehatan

Gertak PSN Di Wilayah Kecamatan Tejakula

Admin dinkes | 25 Februari 2019 | 402 kali

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus Dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang ditandai dengan demam mendadak, sakit kepala, nyeri belakang bola mata, mual dan manifestasi perdarahan seperti uji tourniquet (rumple lead) positif, bintik-bintik merah di kulit (petekie), mimisan, gusi berdarah dan lain sebagainya. Sampai saat penyakit Arbovirus, khususnya DBD ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan  menimbulkan dampak sosial maupun ekonomi. Kerugian sosial yang terjadi antara lain karena menimbulkan kepanikan dalam keluarga, kematian anggota keluarga dan berkurangnya usia harapan hidup masyarakat.

Dampak ekonomi langsung adalah biaya pengobatan yang cukup mahal, sedangkan dampak tidak langsung adalah kehilangan waktu kerja dan biaya lain yang dikeluarkan selain pengobatan seperti transportasi dan akomodasi  selama perawatan di rumah sakit.  Mengingat obat dan untuk mencegah virus Dengue hingga saat ini belum tersedia, maka cara utama yang dapat dilakukan sampai saat ini adalah dengan pengendalian vektor penular (Aedes aegypti).  Pengendalian vektor ini dapat dilakukan dengan pelaksanaan kegiatan PSN 3M Plus (menguras, menutup tempat penampungan air dan mendaur-ulang / memanfaat kembali barang-barang bekas) serta ditambah (Plus) seperti : menaburkan larvasida pembasmi jentik, memelihara ikan pemakan jentik, mengganti air dalam pot/vas bunga dan lain-lain.

Sebagai suatu bentuk pelayanan kepada masyarakat Buleleng, Jumat (22/2/2019) Dinas Kesehatan Kab. Buleleng melalui Puskesmas Tejakula I melaksanakan Kegiatan Gerakan Serentak Pemberantasan Sarang Nyamuk yang melibatkan berbagai unsur seperti murid beserta guru SMA dan SMP di wilayah Tejakula I, Tokoh Masyarakat, unsur Kecamatan dan seluruh desa di wilayah Kecamatan Tejakula, serta selalu berkoordinasi dengan Puskesmas Tejakula I. Pelaksanaan kegiatan dimulai dari balai desa Tejakula, dimana peserta yang hadir membagi diri menjadi 10 kelompok sesuai dengan jumlah banjar dinas di desa tejakula. Adapun hasil dari kegiatan sebanyak 645 rumah diperiksa apakah sumber airnya mengandung jentik dan lingkunganya berpotensi menjadi tempat nyamuk berkembang biak.