Cemas perpisahan (separation anxiety) adalah fenomena yang umum terjadi dan merupakan bagian dari perkembangan anak yang normal. Bayi usia kurang dari 1 tahun menunjukkan cemas perpisahan jika dipisahkan dengan ibunya atau dalam bentuk cemas terhadap orang asing (stranger anxiety). Beberapa cemas perpisahan juga normal pada anak- anak yang masuk sekolah untuk pertama kalinya. Seorang anak merupakan kepribadian yang imatur dan tergantung pada tokoh ibu, sehingga sangat rentan terhadap kecemasan yang berhubungan dengan perpisahan. Gangguan cemas perpisahan ditemukan jika secara perkembangannya tidak sesuai dan kecemasan yang berlebihan timbul dalam hal perpisahan dari tokoh perlekatan yang utama.
Kelekatan merupakan suatu konsep penting dalam psikiatri karena hal tersebut mencakup pola hubungan sosial dan interaksi dengan orang lain. Definisi kelekatan sering dipakai secara luas sebagai sinonim dari ikatan emosional. Konsep kelekatan yang diperkenalkan oleh John Bolwby mempunyai lebih banyak arti khusus yang lebih mengacu pada dimensi hubungan anak dan pengasuh utama yang meliputi perlindungan / proteksi dan regulasi rasa aman.
Pemisahan bayi dengan pengasuh utama menyebabkan cemas perpisahan. Pemisahan ini memicu beberapa jenis respon pada bayi yang dirancang untuk membawa pengasuh kembali ke bayi. Perilaku bayi ini merupakan suatu bawaan, bersifat naluriah dan membantu bayi untuk bertahan hidup. Mereka melakukan perilaku-perilaku spesifik untuk membentuk dan mengontrol perilaku para pengasuhnya, seperti:
Bentuk attachment behaviour pada ibu berupa sikap ingin mempertahankan kontak dengan anak dan memperlihatkan rasa tanggap terhadap kebutuhan anak. Interaksi yang intens antara ibu dan anak biasanya dimulai saat proses pemberian ASI. Melalui proses pemberian ASI diharapkan terjadi perkembangan kelekatan dan tingkah laku lekat karena dalam proses ini terjadi kontak fisik yang disertai upaya untuk membangun hubungan psikologis antara ibu dan anak. Unsur penting dalam pembentukan attachment adalah peluang untuk mengembangkan hubungan timbal balik antara pengasuh dan anak. Interaksi anak dan pengasuh membutuhkan waktu dan pengulangan, dalam hal ini fungsi orang tua adalah memulai interaksi, bukan sekedar memberi respon terhadap kebutuhan anak.
Pada perkembangannya anak akan mengalami beberapa tahap cemas perpisahan bila dipisahkan dari tokoh kelekatannya. Kecemasan yang timbul bersifat normal apabila sesuai dengan perkembangan anak, yaitu:
Hubungan antara orang tua dan anak yang kurang harmonis dapat menimbulkan gangguan kelekatan, (APA 2000):
Mary Ainsworth mengidentifikasikan tiga level pola kelekatan, yaitu:
Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder edisi keempat (DSM-IV), gangguan cemas perpisahan memerlukan adanya sekurangnya-sekurangnya tiga gejala yang berhubungan dengan kekhawatiran yang berlebihan tentang perpisahan dari tokoh perlekatan utama, berlangsung sekurangnya empat minggu dan onset sebelum usia 18 tahun. Ketakutan mungkin dalam bentuk penolakan sekolah, ketakutan dan ketegangan akan perpisahan, keluhan berulang gejala fisik tertentu seperti nyeri kepala dan nyeri perut jika akan menghadapi perpisahan dan mimpi buruk tentang masalah perpisahan.
Perjalanan penyakit dan prognosis gangguan cemas perpisahan sangat bervariasi dan berhubungan dengan : onset usia, lamanya gejala dan perkembangan gangguan kecemasan serta komorbid dengan depresi. Anak-anak yang mengalami gangguan tetapi mampu mempertahankan kehadirannya disekolah biasanya memiliki prognosis yang lebih baik dibandingkan dengan yang menolak hadir di sekolah untuk periode waktu yang panjang.
Tatalaksana gangguan cemas perpisahan dianjurkan dengan pendekatan multifaktorial yang meliputi psikoterapi individual, pendidikan keluarga dan farmakoterapi.
Ni Kadek Duti Ardi S.P.L, Sp.KJ
RSJ Soerojo Magelang