(0362) 21789
dinkes@bulelengkab.go.id
Dinas Kesehatan

Pertemuan Gerakan Cegah Stunting Melalui Pendekatan Sensitif

Admin dinkes | 19 Juni 2023 | 197 kali

Senin (19/06/2023) Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng menyelenggarakan kegiatan Pertemuan Gerakan Cegah Stunting Melalui Pendekatan Sensitif yang diikuti oleh Lintas Sektor Kabupaten Buleleng terkait, Pengelola Program Gizi  Puskesmas dan Pengelola Sanitasi Puskesmas se-Kabupaten Buleleng serta Lintas Program terkait.  Sementara itu, Narasumber yang hadir pada pertemuan berasal dari Dinas Kesehatan Provinsi Bali dan Dinas PUTR Provinsi Bali. Pertemuan tersebut dibuka oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng (dr. Sucipto, S.Ked., M.A.P). Dalam sambutannya beliau menyampaikan agar semua pihak saling bahu membahu untuk mengatasi stunting di Kabupaten Buleleng, salah satunya melalui intervensi kesehatan lingkungan.  

Stunting adalah hambatan tumbuh kembang anak yang disebabkan oleh kekurangan gizi secara kronis, infeksi penyakit yang berulang dan kurangnya stimulasi psikososial (psychosocial stimulation). Stunting dan kekurangan gizi lainnya yang terjadi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dapat menyebabkan hambatan perkembangan kognitif yang akan berpengaruh pada tingkat kecerdasan dan produktivitas anak di masa depan. Stunting dan masalah gizi lain diperkirakan menurunkan produk domestik bruto (PDB) sekitar 3% per tahun. Selain masalah gizi buruk, faktor lingkungan buruk terkait air minum dan sanitasi dapat menyebabkan risiko stunting. 

Melihat dampak tersebut, maka stunting perlu dicegah. Bentuk dukungan program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) dalam pencegahan stunting yaitu pendekatan dari sisi intervensi sensitif.  Intervensi sensitif mencakup upaya-upaya mencegah dan mengurangi gangguan secara tidak langsung misalnya melalui penyediaan air bersih, perbaikan sanitasi, peningkatan pendidikan, penanggulangan kemiskinan dan peningkatan kesetaraan gender.   Dalam upaya menurunkan  angka stunting dan mencapai target akses universal air minum dan sanitasi, diperlukan kolaborasi dan integrasi antara program peningkatan kualitas air minum, sanitasi, dan gizi. Kolaborasi ini memerlukan sumber daya manusia (SDM) yang mampu mengelola kegiatan terkait STBM dan stunting yang tersebar merata di seluruh Indonesia. Kolaborasi dan integrasi antara SDM yang memahami STBM dan memahami isu stunting merupakan hal baru. Oleh karena itu diperlukan sinergi dan kolaborasi pelaku di lapangan sehingga mampu mendorong percepatan pencapaian target sanitasi dan penurunan stunting di Indonesia.  Sesuai Permenkes No. 3 Tahun 2014, ”5 Pilar STBM” meliputi Stop Buang Air Besar Sembarangan, Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), Pengelolaan Air Minum Makanan Rumah Tangga (PAMMRT), Pengamanan Sampah Rumah Tangga dan Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga. 

Pertemuan  Gerakan Cegah Stunting  Melalui Pendekatan Sensitif merupakan salah satu wujud penguatan kembali komitmen dukungan Pamsimas dalam mengurangi risiko kejadian stunting. 

Salam SEHAT (Santun, Empati, Handal, Adil, Tanggung jawab)