Kuman TB sudah ditemukan sejak 24 Maret 1882, akan tetapi sampai sekarang belum ada satu negarapun di dunia yang bebas tuberkulosis. Bahkan Tuberkulosis (TB) masih merupakan penyakit infeksi saluran napas yang paling sering dijumpai di Indonesia. TB adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis, masih dikenal sampai sekarang dengan sebutan TBC atau penyakit 3 huruf juga sakit flek. TB bukanlah penyakit bawaan, bukan pula penyakit keturunan ataupun guna-guna, juga bukan disebabkan oleh kelainan genetik apalagi kutukan Tuhan.
Penyakit ini paling sering menyerang paru-paru, walaupun pada sepertiga kasus menyerang organ tubuh lain seperti : kelenjar getah bening (limfadenitis TB), tulang belakang (Spondilitis TB), selaput otak (meningitis TB), perut (peritonitis TB), kulit, dan tenggorokan (laryngitis TB). Diagnosanya ditegakkan berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan jasmani, pemeriksaan bakteriologi, radiologi, dan pemeriksaan penunjang lainnya.
Kuman TB dapat ditularkan pada orang lain melalui udara, yang disebabkan oleh batuk ataupun bersin-bersin dari pasien TB. Lewat batuk dan bersin dari pasien TB tersebut, percik renik (percik dahak yang sangat kecil) yang mengandung kuman TB dari dalam paru akan keluar, terbawa ke udara bebas dan dapat dihirup oleh orang di sekitar. Orang yang menghirup kuman TB tersebut, bisa jadi terinfeksi TB (infeksi laten) akan tetapi belum tentu sakit TB. Namun, kuman TB yang berterbangan di udara tersebut akan mati jika terkena sinar matahari dan sebaliknya, kuman TB akan bertahan lama jika berada pada ruangan yang lembab ataupun ruangan tertutup yang ber-AC.
Daya tahan tubuh setiap orang sangat mempengaruhi resiko penularan kuman TB hingga menjadi sakit TB. Penyakit TB ini juga dapat menyerang siapa saja, tidak memandang usia, jenis kelamin, maupun status sosial. Namun ada beberapa faktor yang memiliki resiko penularan TB lebih besar, contohnya mereka-mereka yang memiliki kontak erat dengan pasien TB yang belum terobati atau sedang menjalankan pengobatan fase awal, yang memiliki kekebalan tubuh rendah seperti bayi, anak-anak dan orang lanjut usia. Mereka-mereka yang memiliki kekebalan tubuh lemah karena adanya faktor penyakit lain seperti HIV/AIDS (ODHA) dan penyandang penyakit Diabetes Melitus. Dan juga perokok, karena lebih dari 20 persen kasus TB di dunia disebabkan oleh orang yang aktif merokok.
Banyaknya jumlah penderita TB (TB aktif maupun yang sudah pernah tertular dan kumannya ‘tidur’), ketidakpatuhan dalam menjalani pengobatan sehingga tidak sembuh tuntas, keterlambatan dalam menegakkan diagnosa, timbulnya masalah baru yang mempersulit eliminasi TB (yaitu MDR TB, TB HIV, TB DM, TB rokok dan TB pada Perempuan), kemudian kejadian tuberkulosis juga berhubungan dengan situasi sosio ekonomi yang belum baik menjadi penyebab mengapa Tuberkulosis belum dapat tuntas dieliminasi di Indonesia bahkan Dunia.
Gejala utama TB adalah batuk berdahak selama 2-3 minggu atau lebih. Gejala lain adalah dahak bercampur darah, batuk darah, sesak napas, badan lemas, dada terasa nyeri, demam meriang lebih dari sebulan, nafsu makan berkurang, berat badan menurun, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik.
Gejala untuk TB pada anak adalah batuk-batuk yang cukup lama yang berlangsung selama 3 minggu atau lebih dan biasanya intensitasnya tinggi atau tidak pernah reda, demam yang berkepanjangan lebih dari 2 minggu tanpa sebab yang jelas, biasanya disertai dengan keringat malam dan umumnya tidak terlalu tinggi, berat badan menurun tanpa sebab yang jelas atau dalam 1 bulan tidak mengalami kenaikan dengan penanganan gizi yang adekuat. Nafsu makan menurun atau susah makan dan menjadi lesu atau anak jadi kurang aktif untuk bermain juga merupakan salah satu gejala TB pada anak.
Penyakit TB dapat menyebabkan kematian jika tidak diberi obat. Setelah dinyatakan positif TB, pasien diberi obat yang harus diminum secara teratur sampai TUNTAS selama 6-8 bulan. Selama masa pengobatan diperlukan pemeriksaan dahak pada tahap awal pengobatan, 1 (satu) bulan sebelum masa pengobatan berakhir, akhir pengobatan. Obat TB diberikan secara GRATIS dan dapat diperoleh di puskesmas/rumah sakit.
Di Indonesia saat ini mulai dikenal TB Resisten Obat (TB RO) atau MDR TB yaitu Multi Drug Resistent Tuberculosis atau dikenal dengan tuberkulosis yang resisten alias kebal, dimana MDR TB memiliki kekebalan terhadap obat anti TB utama, yaitu rifampisin dan INH, juga disertai dengan resisten terhadap obat anti TB lini pertama lainnya seperti etambutol, streptomisin dan pirazinamid. Pengobatan MDR TB pun lebih sulit, obatnya lebih banyak yang harus diminum, waktu pengobatannya lebih lama sampai sekitar dua tahun dan memiliki efek samping yang lebih sering.
Dalam memerangi penyebaran TB terutama pada anak anak yang masih rentan daya tahan tubuhnya, Pemerintah Indonesia telah memasukkan imunisasi BCG (untuk mencegah TB berat misalnya : TB selaput otak dan TB paru berat) sebagai salah satu program prioritas imunisasi wajib nasonal beserta dengan 4 jenis imunisasi wajib lainnya yaitu hepatitis B, Polio, DPT, dan campak.