(0362) 21789
dinkes@bulelengkab.go.id
Dinas Kesehatan

STUNTING (PERAWAKAN PENDEK)

Admin dinkes | 15 Mei 2018 | 11651 kali

PENGERTIAN STUNTING

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat dari kekurangan gizi dalam jangka panjang atau infeksi berulang sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.  

BAGAIMANA MENGETAHUI ANAK STUNTING ?

Dengan mengukur tinggi badan anak dan membandingkan tinggi badan anak dengan standar WHO.

Balita pendek adalah balita dengan status gizi yang berdasarkan panjang atau tinggi badan menurut umurnya bila dibandingkan dengan standar baku WHO - MGRS (Multicentre Growth Reference Study) tahun 2005, nilai z-scorenya kurang dari -2SD dan dikategorikan sangat pendek jika nilai z-scorenya kurang dari -3SD.

APA PENYEBAB STUNTING ?

  • Asupan Gizi,Kurangnya asupan gizi sejak dalam kandungan sampai usia 2 tahun (1000 HPK).
  • Keadaan Kesehatan, Usia balita yang rentan terhadap penyakit infeksi atau adanya infeksi yang berulang.
  • Berat  Badan Lahir,Ibu hamil dengan KEK berisiko melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR).

DAMPAK STUNTING

  • Jangka Pendek
    1. Perkembangan terhambat.
    2. Penurunan fungsi kognitif (kecerdasan).
    3. Penurunan fungsi kekebalan tubuh.
  • Jangka Panjang
    1. Pada masa dewasa, risiko tinggi timbul penyakit degeneratif
    2. Diabetes, kegemukan, penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, stroke, dan disabilitas pada usia tua.
    3. Rendahnya produktivitas ekonomi
    4. Rata – rata kehilangan 22% dari pendapatan tahunan di masa dewasa.

UPAYA PENANGGULANGAN STUNTING

  • Pada Ibu Hamil
    1. Pemberian makanan tambahan pada ibu hamil untuk mengatasi kekurangan energi dan protein kronis.
    2. Program untuk mengatasi kekurangan zat besi dan asam folat.
    3. Program untuk mengatasi kekurangan iodium.
    4. Pemberian obat cacing untuk menanggulangi kecacingan pada ibu hamil.
    5. Program untuk melindungi ibu hamil dari Malaria.
  • Pada Ibu Menyusui dan Bayi 0 – 6 bulan
    1. Persalinan ditolong bidan atau dokter terlatih, begitu bayi lahir melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan pemberian ASI Jolong (kolostrum).
    2. Bayi sampai dengan usia 6 bulan diberi Air Susu Ibu (ASI) saja (ASI Eksklusif).
    3. Imunisasi dasar, pantau tumbuh kembang secara rutin setiap bulan, dan penanganan bayi sakit secara tepat.
  • Bayi berusia 6 bulan sampai dengan 2 tahun
    1. Mendorong penerusan pemberian ASI hingga usia 23 bulan didampingi oleh pemberian MP – ASI.
    2. Menyediakan obat cacing.
    3. Menyediakan suplementasi zink.
    4. Melakukan fortifikasi zat besi ke dalam makanan.
    5. Memberikan perlindungan terhadap malaria.
    6. Memberikan imunisasi lengkap.
    7. Melakukan pencegahan dan pengobatan diare.
  • Memantau pertumbuhan Balita di posyandu merupakan upaya yang sangat strategis untuk mendeteksi dini terjadinya gangguan pertumbuhan.
  • Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) harus diupayakan oleh setiap rumah tangga termasuk meningkatkan akses terhadap air bersih dan fasilitas sanitasi, serta menjaga kebersihan lingkungan.

Ahli Gizi  RSUP Fatmawati