Sebuah studi baru menunjukkan bahwa banyak remaja yang menggunakan rokok elektronik tidak memahami kadar nikotin adiktif yang mereka hirup.
Studi yang dipublikasikan pada American Academy of Pediatrics, menemukan bahwa 40 persen remaja yang yakin hanya menggunakan produk bebas nikotin sebenarnya menghirup sejumlah besar zat tersebut.
Penelitian ini melibatkan 517 remaja, berusia 12 hingga 21 tahun. Mereka ditanya mengenai penggunaan rokok elektronik, rokok tradisional, dan ganja.
Para peneliti dari Stony Brook University di negara bagian New York membandingkan tanggapan remaja tentang penggunaan zat-zat tersebut dibandingkan dengan sampel urin yang diambil dari para remaja itu. Mereka mendapati bahwa hampir semua responden jujur mengenai penggunaan rokok namun peneliti mendapati perbedaan terbesar pada penelitian ini berasal dari remaja yang menganggap mereka menggunakan rokok elektronik yang bebas nikotin.
"Banyak peserta studi kami tidak menyadari kandungan nikotin dari produk rokok elektronik yang mereka gunakan," demikian kesimpulan para peneliti.
Studi ini keluar ketika e-cigrattes atau rokok elektronik meningkat dan penggunaannya menjadi topik yang menimbulkan beda pendapat dalam komunitas kesehatan masyarakat.
Pendukung rokok elektronik mengatakan produk ini berpotensi mengubah perokok seumur hidup menjadi pengguna produk nikotin yang tidak berbahaya, termasuk rokok elektronik, sementara para pengecam mengatakan bahwa risiko vaping membuat generasi baru kecanduan nikotin. Para pengecam juga menunjukkan dampak kesehatan dari bahan kimia rokok elektronik belum sepenuhnya diketahui.
Rokok elektronik mengandung nikotin yang membuat kecanduan, tetapi mereka tidak mengandung tar atau banyak zat lain sebagaimana rokok tradisional, yang membuatnya sangat mematikan. Rokok elektronik bertenaga baterai mengubah nikotin cair menjadi uap yang bisa dihirup.
Tahun lalu, Badan Makanan dan Obat-obatan AS mengumumkan rencana untuk membatasi penjualan rokok elektronik bercita rasa di toko-toko obat dan pompa bensin dalam upaya menjauhkannya dari anak muda.
Hukum federal AS melarang penjualan rokok elektronik kepada siapa pun yang berusia di bawah 18 tahun. Tetapi sebuah penelitian yang diterbitkan tahun lalu menemukan bahwa 1 dari 5 siswa SMU melaporkan menggunakan peralatan itu yang dikenal sebagai vaping.(VOA)
Sumber: p2ptm.kemkes.go.id