(0362) 21789
dinkes@bulelengkab.go.id
Dinas Kesehatan

PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK)

Admin dinkes | 09 Juli 2018 | 19537 kali

Pengertian

Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) adalah sekelompok penyakit paru-paru yang memblokir aliran udara napas Anda dan membuat Anda semakin sulit untuk bernapas. Emfisema dan asma bronkitis kronis adalah dua kondisi utama yang membentuk PPOK. Dalam semua kasus, kerusakan pada saluran udara Anda akhirnya mengganggu pertukaran oksigen dan karbon dioksida dalam paru-paru Anda.

PPOK adalah penyebab utama kematian di seluruh dunia. Kebanyakan PPOK disebabkan oleh merokok dalam jangka panjang dan dapat dicegah dengan tidak merokok. Kerusakan paru-paru ini tidak dapat disembuhkan, sehingga pengobatan berfokus pada pengendalian gejala dan meminimalkan kerusakan lebih lanjut. Keterbatasan aliran udara hanya sedikit dapat dibantu dengan bronkodilator.

Penyebab lainnya :

  • Riwayat terpajan polusi udara (lingkungan dan tempat kerja)
  • Hipereaktiviti bronkus
  • Riwayat infeksi saluran napas bawah berulang
  • Jenis kelamin
  • Ras (kulit putih lebih berisiko).

DIAGNOSIS

Gejala :

  • Batuk kronik lebih dari 3 bulan dan terjadi tiap tahun.
  • Berdahak kronik
  • Sesak napas
  • Penurunan berat badan
  • Mengi
  • Edema pada tubuh bagian bawah

Gejala dan tanda PPOK sangat bervariasi mulai dari tanpa gejala, gejala ringan hingga gejala berat. Diagnosis PPOK ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan yang terarah dan sistematis meliputi gambaran klinis (anamnesis dan pemeriksaan fisis) dan pemeriksaan penunjang baik yang bersifat rutin maupun pemeriksaan khusus. 

Anamnesis

  • Riwayat merokok atau bekas perokok dengan atau tanpa gejala pernapasan
  • Riwayat terpajan zat iritan yang bermakna di tempat kerja
  • Riwayat penyakit emfisema pada keluarga
  • Terdapat faktor predisposisi pada masa bayi/anak, misalnya berat badan lahir rendah (BBLR), infeksi saluran napas berulang, lingkungan asap rokok dan polusi udara
  • Batuk berulang dengan atau tanpa dahak
  • Sesak dengan atau tanpa bunyi mengi

Pemeriksaan fisis

Pemeriksaan fisis pasien PPOK dini umumnya tidak ditemukan kelainan. Pada inspeksi didapatkan:

  • Purse-lips breathing, yaitu sikap seseorang yang bernapas dengan mulut mencucu dan ekspirasi yang memanjang. Sikap ini terjadi sebagai mekanisme tubuh untuk mengeluarkan retensi CO2 yang terjadi pada gagal napas kronik 
  • Barrel chest (diameter toraks anteroposterior sebanding dengan diameter transversal)
  • Penggunaan otot bantu napas
  • Hipertrofi otot bantu napas
  • Pelebaran sela iga
  • Terlihat denyut vena jugularis dan edema tungkai (bila telah terjadi gagal jantung)

Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan yang rutin dikerjakan untuk menegakkan diagnosis PPOK adalah uji faal paru sedang pemeriksaan darah rutin (Hb, Ht, Leukosit) dan foto toraks untuk menyingkirkan penyakit paru lain. 

Pengobatan

  • Bronkodilator diberikan secara tunggal atau kombinasi sesuai dengan klasifikasi derajat beratnya penyakit.
  • Anti inflamasi.
  • Ekspektoran dan mukolitik. Air minum adalah ekspektoran yang baik, pemberian cairan yang cukup akan mengencerkan sekret. Obat ekspektoran dan mukolitik dapat diberikan terutama pada saat eksaserbasi.
  • Antibiotik diberikan bila ada infeksi sehingga dapat mengurangi keadaan eksaserbasi akut.
  • Antioksidan dapat mengurangi eksaserbasi.
  • Pengobatan Penunjang
  • Berhenti Merokok
  • Latihan Fisik dan Respirasi
  • Terapi Oksigen

Diet (Makanan)

Komposisi nutrisi yang seimbang dapat berupa tinggi lemak rendah karbohidrat. Diperlukan keseimbangan antara kalori yang masuk dengan kalori yang dibutuhkan. Dianjurkan pemberian nutrisi dengan komposisi seimbang, yakni porsi kecil dengan waktu pemberian yang lebih sering.

Hal-hal yang perlu diperhatikan :

  • Tinggalkan kebiasaan merokok segera
  • Hindari faktor-faktor yang bisa menurunkan daya tahan tubuh, terutama untuk penderita yang sudah berusia lanjut.
  • Hindari faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya infeksi.