Proses melihat yang terjadi dari mata hingga akhirnya diterima sebagai objek di otak merupakan suatu proses yang kompleks dan masih belum dipahami dengan baik. Terdapat beberapa cara untuk dapat menguji dan mengukur fungsi
penglihatan seseorang. Beberapa contoh cara pengujian ini berupa pemeriksaan tajam penglihatan, sensitivitas kontras, lapang pandang, penglihatan warna, dan stereoskopis. Pemeriksaan yang paling penting dan paling awal untuk menentukan fungsi penglihatan seseorang adalah pengukuran tajam penglihatan. Pengukuran terhadap tajam penglihatan ini sering dilakukan di praktik klinis sehari-hari karena pelaksanaannya yang jauh lebih praktis jika dibandingkan dengan pemeriksaan fungsi penglihatan yang lain.
Tajam penglihatan dipengaruhi oleh dua faktor penting, yaitu faktor optikal yang mempengaruhi kualitas cahaya yang mencapai retina, dan faktor fisiologis yang menentukan sensitivitas fotoreseptor dan proses di jaras penglihatan.
Kedua faktor ini menghasilkan tajam penglihatan sebagai salah satu kunci penting untuk melihat apakah ada integritas antara sistem optikal dan status fisiologis mata seseorang dalam jaras penglihatan.
Tajam penglihatan merupakan kemampuan seseorang untuk dapat melihat objek sekecil mungkin dalam keadaan tanpa akomodasi. Tajam penglihatan ini mengukur kemampuan mata untuk dapat membedakan dua stimulus visual yang terpisahkan oleh suatu ruang. Hubungan antara besar stimulus yang diberikan dengan bagaimana reaksi mata terhadap stimulus tersebut dapat digambarkan dengan baik melalui tajam penglihatan. Semakin baik tajam penglihatan seseorang, maka semakin rendah ambang batas mata seseorang untuk dapat mendeteksi stimulus yang diberikan tersebut.
Tajam penglihatan digunakan sebagai parameter kemampuan mata seseorang untuk membedakan dua stimulus visual yang terpisahkan oleh suatu ruang.Pemeriksaan tajam penglihatan dilakukan berdasarkan berapa besar ukuran stimulus yang berasal dari sudut objek yang jatuh di titik nodus mata. Sudut visual terkecil yang dapat dilihat oleh mata ini disebut sebagai minimum angle of resolution (MAR). Sudut ini ditentukan oleh kepadatan jumlah fotoreseptor di fovea.
Tajam penglihatan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor optikal faktor fisiologis, dan point spread function. Limitasi pada tajam penglihatan dipengaruhi oleh salah satu faktor tersebut atau kombinasi ketiganya. Gangguan pada salah satu faktor pengaruh ini mempunyai kekuatan yang sama dalam menciptakan tajam penglihatan yang buruk. Gabungan ketiga faktor ini akan membentuk tajam penglihatan yang baik.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tajam penglihatan seseorang. Pengetahuan terhadap tajam penglihatan dapat memberikan informasi awal tentang kualitas fungsi penglihatan seseorang. Pencarian terhadap etiologi penurunan tajam penglihatan perlu dilakukan secara baik dan optimal untuk mencegah penurunan fungsi penglihatan lebih lanjut yang dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang.