(0362) 21789
dinkes@bulelengkab.go.id
Dinas Kesehatan

Penerapan Metode Algee Dalam Pertolongan Pertama Pada Gangguan Jiwa

Admin dinkes | 15 Mei 2018 | 3140 kali

Pada kondisi kegawatdaruratan fisik, saat menemukan seseorang yang terjatuh dan terjadi luka di bagian tubuhnya, hal pertama yang mungkin terlintas dalam pikiran adalah memberikan pertolongan pertama kepada orang tersebut. Segera mengamankan korban, mencari sekedar antiseptik dan perban untuk membersihkan dan menutup luka. Mencari bantuan lebih lanjut ke fasilitas kesehatan bila kondisi nya cukup parah.

Kondisi tersebut mungkin berbeda saat masyarakat menemukan kegawatdaruratan gangguan jiwa.  Pertanyaan yang muncul adalah: Apakah kita akan melakukan hal yang sama apabila menemukan seseorang atau anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan jiwa selayaknya kasus luka pada fisik?  Lalu pertolongan seperti apa yang harus segera diberikan?

Sehatan tanpa kesehatan jiwa belumlah lengkap, karena untuk dinyatakan sehat harus meliputi aspek fisik dan mental. Dengan demikian pertolongan pertama pada gangguan kesehatan jiwa sama pentingnya dengan pertolongan pertama pada luka fisik.

Pertolongan pertama pada ganguan kesehatan jiwa adalah bantuan yang diberikan kepada seseorang yang mengalami masalah kesehatan jiwa (yaitu kondisi memburuknya gangguan kejiwaan yang dialami seseorang, atau sedang mengalami sebuah krisis kesehatan jiwa). Pertolongan pertama pada ganguan kesehatan jiwa dapat dipelajari oleh siapa saja tidak terbatas pada latar belakang profesi dan pendidikan tertentu.

Secara singkat memberikan pertolongan pertama pada kesehatan jiwa berarti:

  • Mengutamakan keselamatan, kesetaraan, dan hak setiap orang
  • Memberikan tindakan sesuai norma/budaya orang lain yang mengalami masalah kesehatan jiwa
  • Tetap mewaspadai adanya respon kegawatdaruratan lainnya
  • Tetap mewaspadai keselamatan kita sendiri

Ada beberapa hal yang harus dipersiapkan sebelum memberikan pertolongan pertama pada kegawatdaruratan kesehatan jiwa antara lain: mempelajari tentang krisis/masalah yang terjadi, tentang fasilitas pelayanan dan dukungan yang tersedia, dan tentang faktor keselamatan dan keamanan.

Panduan tentang pertolongan pertama pada kesehatan jiwa telah dikembangkan secara luas mencakup beberapa gangguan kesehatan jiwa seperti: depresi, psikotik, penyalahgunaan obat, gangguan makan, dan demensia dan kondisi krisis kesehatan jiwa seperti risiko bunuh diri, mencederai diri, serangan panik, atau pengalaman yang menimbulkan trauma.

Prinsip Pertolongan pertama pada kesehatan jiwa yaitu:

  • Look (Lihat) : Cek faktor keselamatan, Cek kebutuhan dasar yang terganggu, Cek kondisi reaksi distress
  • Listen (Dengar) : Dekati orang yang membutuhkan bantuan,Tanyakan tentang kebutuhan dan hal yang menjadi keluhan, Dengarkan, bantu mereka untuk merasa tenang
  • Link (Hubungkan) : Bantu mengenali kebutuhan dasar dan pelayanan yang dibutuhkan,Bantu mengatasi masalahnya, Berikan informasi, Hubungkan dengan orang yang disayangi dan dukungan social

Dari banyaknya panduan yang ada, beberapa unsur kunci muncul secara konsisten dan kemudian dirumuskan menjadi rencana tindakan pertolongan pertama pada kesehatan jiwa, yang selanjutnya dikenal sebagai ALGEE. Metode tersebut merupakan akronim dari beberapa tindakan pertolongan pertama pada kesehatan jiwa

Penerapan ALGEE adalah sebagai berikut:

  • A : Approach, assess and assist with any crisis (Dekati, Kaji dan Bantu terkait masalah yang dialami). Hal pertama yang harus dilakukan adalah lakukan pendekatan, cari adanya dan jenis masalah yang di hadapinya, serta berikan bantuan sesuai dengan permasalahan. Kuncinya adalah: Lakukan pendekatan dengan penuh perhatian. Temukan waktu dan tempat yang tepat yang nyaman bagi kita maupun bagi orang yang akan kita bantu. Bila orang tersebut tidak berinisiatif untuk menyampaikan pembicaraan, maka kita yang harus memulai komunikasi. Hormati privasi dan kerahasiaan. Dalam situasi ini, masalah yang mungkin kita dapatkan antara lain : Kemungkinan mencederai diri sendiri, misalnya: mencoba bunuh diri, penyalahgunaan obat  yang menimbulkan keracunan atau melukai diri sendiri, Kemungkinan seseorang mengalami kesulitan yang ekstrim, misal: serangan panik, kejadian yang menimbulkan trauma, Kemungkinan perilaku yang sangat mengganggu orang lain, misal: menjadi agresif atau kesadaran yang berubah tidak sesuai realitas. Jika tidak menemukan masalah, penolong bisa menanyakan bagaimana perasaannya dan  sudah berapa lama mereka merasakannya, dan lanjut ke langkah 2
  • L : Listen non-judgementally (Dengarkan dengan tanpa menghakimi), Mendengarkan seseorang adalah tindakan yang penting. Kesampingkan dulu penilaian  pribadi terhadap situasi orang tersebut. Jangan sampai menggungkapkan penilaian  tersebut. Kebanyakan orang yang mengalami perubahan emosi berpikir ingin didengarkan   dengan empati sebelum dia ditawarkan solusi masalahnya. Saat mendengarkan tersebut,  sebagai penolong harus bersikap dan menggunakan keterampilan mendengar secara verbal  ataupun non verbal, yaitu : Dengarkan dengan sungguh-sungguh dan mengerti apa yang dikatakannya, dan Buatlah lebih mudah bagi orang tersebut untuk merasa bebas berbicara tentang masalahnya tanpa merasa dihakimi, Secara etika berikut adalah hal yang sebaiknya dilakukan dan jangan dilakukan untuk menghindari kondisi yang lebih membahayakan :Do & Don’t
    • Do :Jujur dan dapat dipercaya, Hormati hak-hak orang lain untuk membuat keputusan, Hati-hati saat memiliki penilaian awal terhadap kondisi seseorang dan jangan diungkapkan, Jelaskan bahwa meskipun mereka menolak untuk dibantu sekarang, mereka masih bisa menghubungi kita sewaktu-waktu membutuhkan bantuan, Berperilaku sepantasnya sesuai dengan budaya, usia, orang yang kita hadapi
    • Don’t :Jangan menonjolkan status sebagai penolong, Jangan meminta imbalan baik berupa uang atau yang lainnya, Jangan membuat janji palsu atau informasi yang tidak benar, Jangan berlebihan dalam berbicara, Jangan memaksa untuk menolong, dan jangan membosankan atau ambisius, Jangan menekan untuk menceritakan kisah pemicu terjadinya gangguan,Jangan menyebarkan kisahnya kepada orang lain, Jangan menghakiminya berdasarkan perilaku dan perasaannya, Sangat penting bagi untuk selalu mendengarkan seseorang tanpa menghakimi pada saat  memberikan pertolongan pertama pada gangguan kesehatan jiwa
  • G : Give Support and Information (Berikan dukungan dan informasi)  Dukungan  yang bisa diberikan meliputi dukungan emosional, seperti berempati  tentang apa  yang mereka rasakan dan memberikan harapan pada mereka untuk bisa membaik, serta  beberapa bantuan praktis yang mungkin sangat dibutuhkan pada saat itu. Selain itu, sebagai penolong dapat menanyakan apakah mereka membutuhkan informasi mengenai kesehatan jiwa?
  • E : Encourage appropriate professional help (Dorong untuk mendapat bantuan profesional yang tepat) Penolong dapat menyampaikan tentang pilihan bantuan dan dukungan yang tersedia.  Seseorang dengan masalah kesehatan jiwa biasanya akan pulih lebih baik dengan bantuan  profesional yang tepat. Dengan demikian mereka harus tahu dengan macam pilihan terapi  yang tersedia bagi mereka. Antara lain obat-obatan, konseling atau terapi psikologi,  dukungan anggota keluarga, bimbingan/bantuan aktifitas.Berikut adalah beberapa orang yang membutuhkan dukungan lebih dengan segera : Orang dengan kondisi serius, cedera yang mengancam nyawa yang membutuhkan perawatan gawat darurat,Orang yang sangat sedih dan tidak mampu merawat dirinya sendiri atau anak-anak mereka, Orang yang mungkin melukai dirinya sendiri, Orang yang mungkin melukai orang lain
  • E : Encourage other support (Dorong utuk mendapat bantuan lainnya)Dorong orang dengan gangguan kesehatan jiwa untuk menggali strategi pemecahan masalah pada diri sendiri serta mencari bantuan kepada keluarga, teman, dll. Orang yang pernah mengalami masalah kesehatan jiwa juga mampu memberikan pertolongan yang berharga  pada masa pemulihan. Gangguan kesehatan jiwa sangat umum di masyarakat di seluruh dunia. Sangat penting bagi  setiap orang untuk mempelajari dasar-dasar pertolongan pertama pada gangguan kesehatan jiwa.

Sumber:

  • WFMH Dignity in Mental Health. “Psychological First Aid : Pocket Guide” (WHO, 2011)
  • WFMH Dignity in Mental Health. “Key Element of Mental First Aid” Prof Anthony Jorm, PhD,DSc, Chair of Board, Mental Health First Aid Internasional, Australia
  • yankes.kemkes.go.id