(0362) 21789
dinkes@bulelengkab.go.id
Dinas Kesehatan

Memenuhi Kebutuhan Nutrisi Baduta demi Mencegah Gangguan Tumbuh Kembang

Admin dinkes | 13 Mei 2019 | 1512 kali

Di masa baduta, anak-anak mengalami pertumbuhan fisik dan mental yang sangat pesat. Otak baduta pun siap untuk menghadapi berbagai stimulasi seperti belajar berbicara secara lancar dan berjalan. Oleh karena itu, kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan pun harus terpenuhi secara seimbang untuk mendukung proses pertumbuhan dan perkembangannya.

Pada bayi usia 0-6 bulan, kebutuhan nutrisinya cukup terpenuhi dengan pemberian ASI secara eksklusif. Kandungan karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, kolesterol, vitamin D dan fluor yang terkandung di dalam ASI membuat bayi usia 0-6 bulan mendapatkan asupan nutrisi yang seimbang.

Memasuki usia 6 bulan, bayi sudah mulai mendapatkan makananan pendamping untuk memenuhi asupan gizinya. Pencernaannya sudah mulai siap untuk mengkonsumsi makanan keluarga, sehingga bayi mulai bisa diberi makanan pendamping seperti biskuit maupun susu. Kemudian ketika memasuki usia 7 bulan, bayi mulai diberi asupan karbohidrat seperti beras, kentang, makaroni, roti dan kacang hijau.

Sebagai pelengkap, bayi juga bisa diberi asupan protein hewani, sayur dan protein nabati. Berikan kuning telur untuk mencegah anak alergi terhadap protein hewani.

Pemenuhan gizi yang seimbang selama masa baduta atau bahkan sejak anak berada di dalam kandungan penting dilakukan untuk mencegah gangguan tumbuh kembang seperti stunting. Stunting merupakan sebuah keadaan dimana anak mengalami gangguan tumbuh kembang yang menyebabkannya memiliki postur tubuh pendek (jauh dari postur tubuh rata-rata anak di usianya).

Dan bukan hanya masalah pendeknya saja, namun yang lebih fatal adalah perkembangan otaknya yang terhambat.  Salah satu penyebabnya adalah karena saat masih menjadi janin di dalam kandungan, asupan gizi dan nutrisi yang diterima tidak tercukupi.

Stunting juga bisa disebabkan karena asupan gizi saat anak berada di bawah usia 2 tahun tidak terpenuhi dengan baik. Bisa karena anak tidak diberi ASI eksklusif atau makanan pendamping ASI (MPASI) yang diberikan kurang mengandung zat gizi yang berkualitas.

Berdasarkan riset kesehatan dasar, Indonesia menduduki peringkat ke-5 sebagai negara dengan kasus stunting terbanyak. Oleh karena itu, sangat penting untuk memberikan asupan yang seimbang dan memenuhi kebutuhan nutrisi baduta.

Untuk mencegah kondisi ini, calon ibu sejak awal kehamilan wajib memberikan asupan gizi yang berkualitas dari kombinasi antara zat besi dan asam folat yang seimbang bagi janinnya.  Bahkan diharapkan sejak masa remaja, remaja putri minum tablet tambah darah sebagai bekal untuk menjadi calon ibu nantinya.