(0362) 21789
dinkes@bulelengkab.go.id
Dinas Kesehatan

Jangan Sampai Terlambat Berobat

Admin dinkes | 15 Mei 2018 | 1819 kali

Terkadang kita tidak terlalu memperhatikan atau abai ketika merasakan nyeri pada tulang atau bagian tubuh lainnya. Banyak yang mengira rasa nyeri akibat kecapekan kerja atau olahraga semata. Tapi rasa nyeri yang berlangsung lama dan semakin hebat disertai timbul benjolan, sungguh bisa berbahaya.

Hendaknya kita waspada, apalagi bila benjolannya dari waktu ke waktu tumbuh membesar. Sebab, barangkali itu merupakan satu dari tanda-tanda awal penyakit tumor tulang. Jika benjolan tidak diperhatikan, apalagi di paha hingga menjadi tumor, bisa menyebabkan tulang patah atau benjolannya pecah.

Seperti diungkapkan dokter spesialis Onkologi (kanker dan tumor) RS. Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta (RSOS), dr. Mujaddid Idulhaq, Sp.OT(K), M.Kes, bahwa penyebab tumor tulang memang banyak, bisa karena pola hidup, pola makan, trauma, atau pernah terpapar radiasi.

“ Yang jelas, pada kasus tumor tulang terjadi perubahan dan sifat sel. Sel-sel itu tumbuh tidak teratur dan tidak terkontrol, berlebihan serta bisa menjadi ganas,” ujar dr. Mujaddid

Dua Jenis

Disebutkan dr. Mujaddid, tumor tulang ada dua jenis yaitu tumor tulang sekunder dan tumor tulang primer. Tumor tulang sekunder adalah tumor yang disebabkan oleh sel-sel kanker yang berasal dari organ lain dan menyebar (metastatis) ke tulang, misalnya kanker paru-paru, kanker payudara, kanker gondok, atau kanker prostat yang menyebar ke tulang dan menjadi tumor tulang.

“Misal di bagian panggul ada benjolan dan patah tulang tapi di bagian lain ada sel kanker payudara, maka bisa dipastikan tumor tulang itu disebabkan penyebaran dari sel kanker payudara, walaupun letaknya jauh. Kami sering menemukan kasus seperti itu,” jelasnya.

Sedangkan tumor tulang primer, imbuh dr. Mujaddid adalah tumor tulang yang disebabkan oleh sel-sel tumor dari tulang sendiri. Hanya saja kasus tumor tulang primer jarang terjadi dibandingkan tumor tulang sekunder.

Hingga kini, penyebab tumor tulang primer belum dapat diketahui secara pasti. Adapun gejala-gejalanya seperti rasa nyeri pada tulang, adanya benjolan pada tulang dan jaringan di sekitar yang terkena kanker, demam, menggigil, keringat waktu malam, dan penurunan berat badan.

Tumor tulang primer sering terjadi pada anak usia belasan tahun (10-20 tahun). Mengapa ? Karena pada decade tersebut merupakan fase pesat-pesatnya pertumbuhan tulang. Jika pertumbuhan sel yang cepat disertai perubahan sifat, maka bisa terjadi tumor. Tumor tulang jinak, benjolannya lebih dominan, sedangkan nyerinya tidak begitu hebat, serta berlangsungnya lama. Sementara jika tumornya ganas, tumbuh benjolannya lebih cepat.

Operasi Penyelamatan

Menurut dr. Mujaddid, perkembangan teknologi radiologi dan kemoterapi yang makin membaik, penanganan tumor tulang tidak harus diamputansi. Misal, jika tumor tulang berada di tungkai dan tulangnya masih bisa diselamatkan, cukup diganti dengan alat, atau direkonstruksi, meskipun kendalanya memang alatnya masih mahal.

Hanya saja, kelemahan di Indonesia ialah pasien datang terlambat berobat, sehingga kebanyakan tulangnya tidak bisa diselamatkan alias harus diamputansi. Dengan kata lain prosedur penggantian tulang tidak bisa dilakukan.

Dokter Mujaddid julas menjelaskan, untuk menentukan jenis tumor yang diderita pasien, butuh pemeriksaan detail dan waktu. Seperti pemeriksaan radiologi, MRI, kemudian biopsy sebagai cara paling akhir menentukan tumor karena berkaitan dengan pengambilan jaringan. Dari biopsi itu akan ditentukan apakah dilakukan kemoterapi dulu atau operasi. Tapi prinsipnya, tegas dr. Mujaddid, harus dilakukan terobosan cepat dan tindakan segera.

“Kondisi terburuk tumor tulang yang ganas ialah tulangnya sendiri hancur dan sel-selnya rusak. Sel tumor tulangnya juga bisa menyebar ke paru-paru, hati atau organ dalam lainnya. Jika paru-paru dan hati rusak, tentu membahayakan jiwa penderitanya. Pada kasus seperti ini, maka penyelamatannya harus diamputasi,” jelas dr. Mujaddid yang menempuh pendidikan khusus tumor tulang selama enam bulan di Malaysia itu.

Untuk mempercepat proses pemulihan pasien pasca operasi, di RSOS juga dilakukan penanganan lanjutan yaitu rehabilitasi medik. Kasus pasien tumor terparah yang pernah ditangani RSO Surakarta adalah tumor ganas di paha. Kondisinya sudah membahayakan dan tulangnya tidak bisa diselamatkan. Tidak ad acara lain paha pasien diamputasi.

Sedangkan kasus pertama yang berhasil diselamatkan adalah pasien dari Bali, yaitu seorang bisnis man wanita yang menderita tumor tulang di tungkai. Kondisi tulangnya masih bisa diselamatkan dan tidak perlu diamputasi. “Setidaknya sudah ada tujuh kasus operasi penyelamatan tungkai. Alhamdulillah , selama saya di sini sudah banyak yang bisa dilakukan, dan pasien tidak harus diamputasi,” tandasnya sambil menambahkan, untuk penanganan tumor sekunder seperti yang disebabkan kanker paru atau kanker payudara, harus ditangani secara bersama-sama.

Prestasi Membanggakan

Prestasi membanggakan penanganan tumor tulang oleh RSOS ini tentu saja memperteguh reputasi RSO sebagai pusat rujukan tulang termasuk kasus tumor-tumor tulang. Menururt dr. Mujaddid jika kasus tumor tulang ditangani di daerah yang minim fasilitas, bisa beresiko. Sedangkan di RSO Surakarta telah memiliki SDM berkemampuan sesuai spesialis bidangnya dan teruji serta lengkap peralatnya.

Dokter Mujaddid mengharapkan masyarakat antisipatif dan segera memeriksakan diri bila menemukan tanda-tanda yang mencurigakan mengarah ke kanker tulang. Seperti benjolan-benjolan di tubuh, segera ke dokter atau rumah sakit, kemudian dilakukan pemeriksaan radiologi agar cepat terdeteksi. 

sumber : yankes.kemkes.go.id