Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktif ditandai dengan rentang perhatian yang buruk disertai dengan hiperaktivitas dan impulsivitas, yang tidak sesuai dengan perkembangan usia anak. Untuk memenuhi kriteria diagnostik, gangguan ini harus ada selama 6 bulan. Gangguan ini menyebabkan fungsi akademik dan sosial terganggu. Gangguan ini bisa dialami anak sejak usia bayi. Usia pertama kali diperoleh gangguan ini paling sering pada anak berusia 3 tahun. Sementara seorang anak memiliki usia “golden age periode” pada usia 0-3 tahun. Usia ini adalah usia dimana tumbuh kembang anak memiliki masa emas. Banyak anak yang menunjukkan gejala GPPH tapi tidak disadari oleh orangtua dan hanya menganggap anak “bandel dan bodoh”. Sementara banyak anak GPPH juga yang memiliki IQ yang tinggi tapi tidak memperoleh hasil optimal karena tidak diobati. Penelitian menunjukkan GPPH di dalam kelasdapat mencapai 10- 40 persen. Setiap hari semakin meningkat kasus GPPH pada anak.
GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN DAN HIPERAKTIF
Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif memiliki tanda dan gejala sebagai berikut untuk aspek inatensi yaitu sulit berkonsentrasi, sulit mengerjakan tugas yang membutuhkan konsentrasi lama misalnya dalam pekerjaan sekolah atau permainan, tidak teliti dalam tugas sekolah, pekerjaan ataupun aktivitas lainnya. Anak sering tidak mengikuti instruksi dan gagal menyelesaikan tugas. Sering terlihat tidak memperhatikan orang lain yang sedang bicara. Seringkali mengalami kesulitan mengelola tugas dan aktivitas. Seringkali menghindari, membenci, atau enggan terlibat dalam tugas yang memerlukan usaha mental yang lama, misalnya tugas sekolah atau pekerjaan rumah. Sering mudah dialihkan perhatiannya oleh rangsangan dari luar. Seringkali lupa pada aktivitas sehari-hari. Aspek hiperaktif terdiri dari seringkali gelisah, terlihat tangan dan kaki gelisah atau menggeliat-geliat di tempat duduk. Seringkali meninggalkan tempat duduk di kelas atau dalam situasi lain, ketika diharapkan tetap duduk. Sering berlari-lari atau memanjat berlebihan dalam situasi yang tidak tepat. Sering mengalami kesulitan bermain atau terlibat dalam aktivitas dalam keadaan tenang. Seringkali terlihat seperti “siap-siap pergi” atau bertindak seakan-akan “didorong oleh sebuah motor”. Sering bicara berlebihan. Aspek impulsivitas terdiri dari tanda dan gejala yaitu sering menjawab pertanyaan sebelum pertanyaan selesai disebut, sulit menunggu giliran dan sering menggangu orang lain atau menyela pembicaraan orang lain.
Tanda dan gejala ini harus terlihat dalam dua kondisi yang berbeda misalnya di sekolah dan di rumah. Gejala-gejala GPPH bukan merupakan gejala gangguan jiwa berat seperti gangguan skizofrenia. Kesulitan yang seringkali menyertai yaitu kesulitan emosional. Seringkali tampak labil secara emosi, mudah dibuat tertawa atau menangis, mood seringkali sulit untuk diramalkan. Impulsivitas dan ketidakmampuan menunda pemuasan keinginan. Sangat rentan terhadap kecelakaan.
Di kelas ketika ujian, ia akan segera mengambil kertas jawaban dan menjawab tapi kurang teliti atau bahkan hanya menjawab satu atau dua nomor pertama. Di kelas tidak bisa menunggu giliran dipanggil di kelas atau menjawab giliran pertanyaan untuk orang lain. Di rumah sulit untuk didiamkan dalam semenit. Anak GPPH mudah marah dan meledak dan bahkan hanya ditimbulkan oleh rangsangan yang sederhana misalnya kondisi yang membingungkan atau mencemaskan. Seringkali mengalami kesilitan koordinasi gerakan.
Perjalanan penyakit sangat bervariasi. Berat ringannya penyakit sangat bervariasi. Dampak jika anak tidak diobati akan menjadi anak yang diberi label “bandel dan bodoh”. Pada masa remaja akan sering terlibat perkelahian dan tawuran, penggunaan narkoba dan sex bebas, bolos sekolah, terlibat dengan geng-geng anak nakal. Dapat menetap sampai usia remaja maupun usia dewasa saat sedang berkarier sehingga sulit konsentrasi dalam bekerja dan kinerja tidak tuntas. Gejala awal pada masa bayi dapat terlihat yaitu anak peka terhadap rangsangan, mudah rewel akibat rangsangan suara, cahaya, temperatur, atau perubahan lingkungan. Atau bisa sebaliknya yaitu anak bayi memperlihatkan kondisi lemah, banyak tidu, tapi lebih sering bayinya aktif dan kurang tidur serta banyak menangis.
Penatalaksanaan GPPH secara terpadu adalah diawali dengan obat-obatan. Terapi obat bertujuan untuk menetralisir zat di otak. Zat tersebut adalah neurotransmitter dopamin, serotonin dan norpenefrin. Ketiga neurotransmitter tersebut yang berfungsi untuk meminimalkan gejala-gejala di atas. Kemudian dikombinasikan dengan terapi penunjang lainnya seperti terapi modifikasi perilaku, latihan ketrampuilan sosial dan parenting program.
PENUTUP
Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif merupakan kasus psikiatrik anak yang terbanyak dalam masyakarat yang dapat terlihat di sekolah-sekolah. Demikian banyaknya kasus, tapi tidak tertangani dengan baik sehingga hasil prestasi anak kurang optimal. Kesadaran yang optimal dari orangtua, guru dan oang-orang dewasa yang hidup dengan lingkungan anak GPPH sangat diperlukan. Penanganan kasus GPPH secara terpadu dan menyeluruh dapat memperbaiki kondisi anak GPPH sehingga anak mampu berprestasi dan mencapai cita-cita serta dapat berkarier dengan baik di masa depannya nanti.