(0362) 21789
dinkes@bulelengkab.go.id
Dinas Kesehatan

Fisioterapi Sebagai Bagian Dari Pengobatan Komprehensif Tuberkulosis Paru (TBP)

Admin dinkes | 15 Mei 2018 | 11632 kali

SEKILAS TENTANG TBC

Penyakit Tuberkulosis (TBC), pertama kali ditemukan oleh  Robert Kock pada tahun  1882. Penyakit ini merupakan penyakit infeksi pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh bakteri yang bernama Micobacterium Tuberculosa . Bakteri ini berupa basil yang bersifat tahan asam , sehingga jika seseorang  telah terinfeksi oleh bakteri ini, maka akan memerlukan waktu yang relatif lama untuk proses penyembuhan.  Bagian tubuh yang paling sering terinfeksi bakteri ini adalah organ paru-paru. Penyakit ini tergolong dalam penyakit yang menular. Tuberculosis adalah penyakit infeksius yang terutama menyerang parenkim paru. Tuberkulosis dapat mengenai bagian tubuh lainnya seperti meningis, ginjal, tulang dan nodus limphe (Smeltzer dan Bare dalam Lisa, 2010).  

Sesuai data WHO Global Tuberculosis Report 2016, Indonesia adalah menjadi negara peringkat ke-dua terbesar di dunia dengan masalah yang ditimbulkan oleh penyakit TBC ini. Serangkaian pengobatan TBC (medicamentosa) harus dijalani oleh pasien dengan disiplin. Dalam arti cara-cara minum obat harus BENAR. Bila tidak, maka akan terjadi resistensi. Dan bila terjadi resistensi maka akan lebih sulit disembuhkan. 

PERAN PENTING  FISIOTERAPI 

Fisioterapi  adalah : Bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang rentang kehidupan, dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (physics, electroterapeutis dan mekanis) pelatihan fungsi dan komunikasi. (Permenkes RI No. 65 TH 2015 Tentang Standar Pelayanan Fisioterapi). 

Penatalaksanaan Fisioterapi  yang dilaksanakan oleh fisioterapis mempunyai komponen: Assesmen Fisioterapi, Diagnosis Fisioterapi, Perencanaan Fisioterapi, Intervensi Fisioterapi, dan Evaluasi/ re-evaluasi / re-assesmen, komunikasi dan edukasi, dokumentasi.

Berkaitan dengan penyakit TBC , berdasarkan definisi dari Fisioterapi tersebut di atas, maka Fisioterapi menawarkan keparipurnaan dalam rangkaian pengobatan TBC pada Paru secara komprehensif. Sehingga pasien mendapatkan kesembuhan yang komprehensif juga, tentu saja berdasar ringan beratnya penyakit penderita.   Tujuan Fisioterapi pada penderita TBC Paru adalah tergantung dari permasalahan-permasalahan yang dimiliki penderita tersebut. Maksudnya, sama-sama menderita penyakit TBC Paru, namun dalam penatalaksanaan fisioterapi pada masing-masing pasien  bisa saja berbeda tergantung kondisi pasien, penyakit penyerta dan permasalahan-permasalahan pasien, yang didapat dari hasil assesment fisioterapi.

Pada pembahasan kali ini saya  hanya membatasi pada pemeriksaan Fisioterapi secara global, permasalahan-permasalahan yang biasa muncul dan intervensi Fisioterapi pada TBP. 

TUJUAN FISIOTERAPI PADA TBP

  • TUJUAN JANGKA PENDEK :
    1. Mengurangi sesak napas,
    2. Mengeluarkan dahak (sputum),
    3. Mengajarkan Batuk Efektif,
    4. Meningkatkan ekspansi sangkar thoraks.
  • TUJUAN JANGKA PANJANG :
    1. Menangani permasalahan deformitas sangkar toraks,
    2. Menangani permasalahan posture tubuh,
    3. Pasien  dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan mandiri.

FISIOTERAPI PADA TUBERKULOSIS PARU

Untuk penatalaksaan Fisioterapi pada penderita TBC Paru, kami awali dengan penggalian semua permasalahan   secara lengkap dengan Anamnesis dan serangkaian pemeriksaan-pemeriksaan tersebut di atas. Karena dari anamnesis dan pemeriksaan yang tepat dan lengkap akan memudahkan kita menentukan problematika pasien,  tujuan fisioterapi dan penatalaksanaan fisioterapi dengan benar. Sehingga dengan terapi yang tepat diharapkan semua permasalahan tertangani dengan baik, dan proses pengobatan terhadap pasien akan paripurna sesuai dengan kondisi masing-masing pasien.

Di setiap penatalaksanaan fisioterapi,  seorang fisioterapis harus memiliki dan melakukan SAP (Standart Operating Prosedures) yang disyahkan oleh pihak yang berwenang. Hal ini bertujuan untuk menekan sekecil mungkin kesalahan operasional demi mendapatkan totalitas kesembuhan pasien. 

INTERVENSI FISIOTERAPI 

  • Active  Cycle Of Breathing Technique,Merupakan  salah satu cara untuk membantu membersihkan sputum pada jalur napas. ACBT merupakan rangkaian latihan pernapasan untuk merenggangkan dan mengalirkan sputum pada jalur napas. ACBT terdiri dari : Breathing Control, Pursed Lip Breathing, Vibrasi, Thoracic Expansion Exercises, Huffing ( National Health Service, 2009).
    • Breathing Control : Merupakan pernapasan tidal dengan menggunakan dada bagian bawah dengan relaksasi pada dada atas dan bahu.Posisi terapis : di samping pasien, Posisi Pasien : duduk di tepi bed,  Gerakan : 
      1. Letakkan tangan pasien pada perutnya
      2. Instruksikan pasien untuk pernapasan dimulai dari perut
      3. Perhatikan pasien agar tidak melakukan pernapasan yang menggunakan otot aksesoris secara berlebihan
      4. Ikuti aba-aba fisioterapis
    • Vibrasi: Sebagai tambahan untuk pembersihan jalur mucocilliary. Yaitu dengan memberikan getaran, dapat membantu pembersihan mucocilliary dari jalur napas yang kecil menuju jalur yang lebih besar pada paru-paru.
    • Huffing ( salah satu cara / mekanisme untuk mengeluarkan dahak)
    • Pursed Lip Breathing,Breathing Exercise adalah latihan pernapasan secara optimal, untuk mencapai pernafasan yang adekuat. Dapat meningkatkan : mobilitas sangkar toraks,  ventilasi udara, memelihara elastisititas jaringan paru, dan kapasitas vital paru , serta dapat menyelaraskan irama, frekuensi pernafasan, mengkontrol pernapasan.
  • Massage,Massage adalah manipulasi manual jaringan lunak yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan (A, Beulah, & David, 2015). Tehnik dipakai yang paling efektif untuk TBP adalah  : Efflurage dan friction. Tujuan : mengurangi spasme otot m. Sternocleidomastoideus, m. Scalenus, m. Upper traeziuz, m.rhomboideus. Effleurage berasal dari kata Perancis effleurer, yang berarti "meluncur." Effleurage diaplikasikan dengan tangan datar, menggunakan permukaan palmar dan jari sepenuhnya, dengan cara meluncur. Effleurage memiliki efek menenangkan saraf yang teriritasi. Penerapan effleurage yang keras mempercepat aliran darah dan getah bening, dan memperbaiki drainase jaringan, yang secara bergantian mengurangi pembengkakan. Penerapan effleurage yang cepat memiliki efek sebaliknya; tonus otot meningkat dan jaringan dirangsang.  Friction berasal dari kata Latin frictio, yang berarti "menggosok". Friction dapat dilakukan dengan ibu jari (paling umum), tumit tangan, dan siku. Friction diterapkan secara paralel (searah serat), menyilang (melintasi arah-atau tegak lurus ke arah serat), atau gerakan melingkar. Friction ditujukan langsung di lokasi cedera untuk memobilisasi otot; memisahkan adhesi pada otot, tendon, atau jaringan parut; dan mengembalikan serat ke arah yang lebih normal untuk gerakan yang lebih bebas (Saeger & Brown, 2007). diterapkan secara paralel (searah serat), menyilang (melintasi arah-atau tegak lurus ke arah serat), atau gerakan melingkar. Friction ditujukan langsung di lokasi cedera untuk memobilisasi otot; memisahkan adhesi pada otot, tendon, atau jaringan parut; dan mengembalikan serat ke arah yang lebih normal untuk gerakan yang lebih bebas (Saeger & Brown, 2007).
  • Latihan Batuk Efektif,Batuk merupakan suatu gerakan refleks untuk mengeluarkan benda asing atau sputum dari dalam saluran pernapasan. Latihan Batuk Efektif merupakan suatu teknik batuk yang dilakukan untuk membersihkan sekresi dari saluran napas.
  • Exercises Dan Mobilisasi Sangkar Toraks,Adalah berupa latihan yang disesuaikan dengan toleransi dan kondisi pasien. Terbagi menjadi beberapa jenis, aktif, pasif, assisted, resited dan sebagainya
  • Stretching,Adalah salah satu teknik untuk mengulur otot secara gentle (sesuai dengan derajat problem pasien hasil assesment fisioterapis), bertujuan untuk merelaksasikan otot, mengurangi spasme otot ataupun kontraktur otot. 
  • Postural Drainage,Bila produksi sputum  (dahak) banyak, dan tidak ada kontra indikasi,  maka harus dilakukan postural drainage. Postural drainage adalah upaya pengeluaran dahak / sekresi paru dengan memberikan posisi dan bantuan tertentu, sehingga mengalirkan  sputum pada jalan yang lebih besar, yang berfungsi untuk membersihkan saluran napas, meningkatkan ventilasi paru, dan kapasitas vital paru.
  • Correct Posture,Terdapatnya perubahan pola napas dan adanya sikap tubuh yang tidak  tepat maka akan muncul masalah baru yaitu perubahan posture tubuh dan deformitas. Bila diabaikan maka akan menetap pada posisi tersebut, sehingga posture tubuh akan berubah. Dengan perubahan posture tubuh tersebut maka komponen-komponen pada tubuh juga akan mengalami permasalahan. Seperti Kontraktur otot, spasme otot, bengkoknya tulang belakang, sangkar thoraks yang berubah bentuk. Sehingga sangat dibutuhkan perbaikan posture tubuh tersebut. Untuk mengevaluasinya maka pasien bisa dilibatkan dengan Mirror Exercises. Pasien dilibatkan langsung untuk mengkoreksi dirinya sendiri dengan latihan di depan kaca cermin besar. Apakah posture sudah normal atau belum.
  • Evaluasi,Dilakukan oleh fisioterapis adalah untuk mengevaluasi apakah penatalaksanaan fisioterapi sudah sesuai tujuan perencanaan intervensi. Dapat berupa the Rehabilitation Problem-Solving Form (RPS ). Evaluasi juga untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan fisioterapi dalam penatalaksanaannya. Terhadap pasien.
  • Home Program,Home Program merupakan  salah satu Transfer Knowledge yang bisa dilakukan fisioterapis kepada pasien, yaitu pemberian pengetahuan dan pemahaman kepada pasien tentang program-program  apa saja yang bisa dilakukan pasien dan keluarga di rumah untuk menunjang kesembuhan pasien secara paripurna.

Demikianlah peran serta fisioterapis dalam pengobatan Tuberculosa Paru (TBP). Dengan penatalaksanaan Fisioterapi, diharapkan mendapat hasil pengobatan yang maksimal pada tuberculosis paru dan mencegah atau mengurangi gejala-gejala sisa post TBP.

sumber : yankes.kemkes.go.id