Telinga merupakan salah satu indera penting bagi manusia. Kesehatannya pun harus dijaga selalu agar dapat berfungsi secara maksimal. Namun ternyata masih banyak orang yang menganggap remeh tentang hal ini. Guna mengatasi permasalahan gangguan pendengaran dan ketulian, Pemerintah Indonesia melakukan upaya promotif-preventif melalui pendekatan pengendalian faktor risiko dan penguatan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) kesehatan kepada masyarakat; kegiatan skrining atau deteksi dini pada kelompok berisiko melalui kegiatan Pos Pembinaan Terpadu (POSBINDU) yang dilaksanakan oleh kader kesehatan, serta penguatan akses masyarakat pada layanan kesehatan yang komprehensif dan bermutu. Di samping itu, juga dilakukan upaya kuratif rehabilitatif dengan penguatan sistem pembiayaan kesehatan.
Unit Promosi Kesehatan RSUP Dr Sardjito bekerja sama dengan KSM THT pada hari Senin 16 April 2018 di poliklinik THT melakukan edukasi kesehatan dengan materi “Otitis Externa Difusa” yang disampaikan oleh dr. Nur Cholida Harissa. Otitis eksterna difusa merupakan peradangan difusa yang melapisi meatus auditori eksterna yang biasa disebabkan oleh bakteri atau fungal dan dikarakteristikkan dengan iritasi, deskuamasi, discharge, dan memiliki kecenderungan untuk berulang. Adapun tanda dan gejala dari penyakit ini adalah adanya rasa gatal sampai nyeri di dalam telinga yang dapat dirasakan sampai tenggorokan. Tata laksana otitis eksterna dapat dilakukan dengan membersihkan liang telinga, pemasangan tampon yang diberi antibiotik ke liang telinga untuk menambah area kontak obat dengan kulit, antibiotik topikal berupa tetes telinga dan atau antibiotik. Pencegahan terhadap penyakit ini dapat dilakukan dengan menghindari masuknya air ke dalam liang telinga, misalnya menggunakan earplug saat berenang atau mandi. Bila terasa air masuk ke liang telinga, miringkan kepala agar air dapat keluar. Penggunaan tetes telinga asam asetat 2% setelah telinga terpapar air juga dapat digunakan untuk menjaga agar liang telinga tetap dalam pH yang agak asam. Hindari kebiasaan mengorek telinga, baik dengan atau tanpa menggunakan benda asing.
Pendengaran yang sehat berawal dari telinga sehat. Pendengaran yang sehat akan meningkatkan kualitas hidup dan produktivitas untuk mencapai kebahagiaan. Mulai dari diri kita, keluarga dan masyarakat mari bersama kita jaga pendengaran dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat, hindari pendengaran dari kebisingan, serta melakukan pemeriksaan/deteksi dini adanya gangguan pendengaran. Salam Sehat!