(0362) 21789
dinkes@bulelengkab.go.id
Dinas Kesehatan

CEGAH BERAGAM KEMUNCULAN PENYAKIT, VAKSINASI DEWASA SOLUSINYA

Admin dinkes | 31 Juli 2018 | 1238 kali

  1. Deshinta Putri Mulya, M.Sc, Sp PD-AI, FINASIM

Promosi Kesehatan RSUP Dr. Sardjito

Vaksinasi dewasa merupkaan salah satu bentuk pencegahan penyakit yang efektif, mudah, serta murah. Vaksinasi pada anak telah menjadi program pemerintah, dalam artian pemerintah telah menyediakan vaksin yang dapat digunakan masyarakat secara cuma – cuma, namun vaksinasi pada orang dewasa di negeri kita belum dikenal dengan baik dan masyarakat yang membutuhkan masih kebingungan dimana harus mencari layanan kesehatan yang menyediakan vaksin dan informasi yang diperlukan. Vaksin dewasa sangat bermanfaat dalam mengurangi morbiditas maupun mortalitas penyakit infeksi tertentu. Beberapa kelompok pada usia dewasa memerlukan vaksin dewasa antara lain kelompok usia lanjut, kelompok yang berada dalam situasi immuno kompromise (sedang menjalani kemoterapi, mendapat obat-obat imuno suppresant, ataupun yang mengalami splenektomi), travelers, pekerja asing maupun WNI yang akan bepergian keluar negeri dalam jangka waktu lama, mereka yang akan menjalani ibadah haji atau umroh, pekerja kesehatan atau mereka yang sekedar ingin memperoleh vaksin untuk menjaga daya tahan tubuh.

Menteri Kesehatan Nila Moeloek dalam sambutannya ketika membuka Rapat Kerja Kesehatan Nasional tahun 2015 di Bali menyampaikan bahwa dalam era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pemerintah mengambil kebijakan menggeser arah pembangunan kesehatan dari kuratif menjadi promotif dan preventif. RSUP Dr. Sardjito selaku rumah sakit tipe A yang menjadi pusat rujukan DIY dan Jawa Tengah bagian selatan mengambil peluang besar tersebut untuk memfasilitasi layanan vaksinasi dewasa tersebut, hal ini sesuai pula dengan misi              

RSUP Dr Sardjito yaitu “Memberikan pelayanan kesehatan yang paripurna, bermutu dan terjangkau masyarakat”. Terlebih berdasarkan letaknya di Daerah Istimewa Yogyakarta , dimana distribusi penduduk usia 60 tahun ke atas sebanyak 14,7% diperkirakan akan menjadi 19,5% pada tahun 2035, 20% penduduk adalah pelajar dan jumlah kunjungan wisata yang meningkat tiap tahunnya. Hal ini menjadikan DIY merupakan pasar potensial untuk vaksin dewasa. 

Imunisasi dan vaksinasi seringkali dianggap sebagai sesuatu yang sama dan kerap kali tertukar penggunannya. Secara teknis imunisasi adalah induksi agar terbentuk suatu imunitas baik secara aktif ataupun pasif. Sementara vaksinasi menunjukan tindakan pemberian suatu vaksin. Oleh karena itu, vaksinasi belum tentu sebuah tindakan imunisasi dan imunisasi dapat pula tidak melibatkan vaksin. Pemberian vaksinasi memperhatikan beberapa hal penting yang dikenal dengan singkataan HALO (Health Age Lifestyle Occupation). Health, adalah memperhatikan kondisi kesehatan pasien yang akan divaksinasi. Hal ini berkaitan dengan keberadaan penyakit kronik tertentu yang  mendasari pemberian vaksinasi tertentu semisal pemberian vaksin pneumonia dan influenza pada penderita asma, atau justru sebaliknya adakah kondisi kesehatan yang menjadi pertimbangan pada pemberian vaksin seperti misalnya kondisi immuno defisiensi pada pasien dengan infeksi HIV atau pasien yang mendapatkan kemoterapi. Age, pada usia tertentu terdapat peningkatan komorbiditas untuk terinfeksi penyakit tertentu sehingga jenis vaksinasi yang akan diberikan dapat dipertimbangkan jenisnya. Semisal pada usia remaja yang rentan terhadap resiko terinfeksi HPV atau usia geriatri yang rentan untuk terjadinya infeksi paru. Lifestyle, gaya hidup mempengaruhi penentuan jenis vaksinasi yang akan diberikan. Bagi mereka yang gemar melakukan traveling, vaksinasi untuk mencegah penyakit yang menjadi endemi di negara tujuan disarankan untuk diberikan di luar vaksinsi dasar. Occupation, beberapa jenis pekerjaan tertentu memiliki resiko lebih tinggi untuk terinfeksi penyakit yang dapat dicegah oleh vaksinasi. Misalnya pekerja kesehatan di rumah sakit seharusnya mendapat vaksinasi yang dapat mencegah mereka terinfeksi kuman rumah sakit.

Setiap pemberian vaksinasi harus mematuhi prosedur yang benar meliputi prosedur persiapan vaksin; teknik penyuntikan; pencatatan; penyimpanan, transportasi dan pembuangan vaksin; serta pemantauan Kejadian Ikutan Pasca Vaksinasi. Mengingat hal tersebut vaksinasi dianjurkan sebaiknya dilakukan di klinik atau pusat pusat kesehatan yang bertanggung jawab agar efek samping dapat diminalisir dan hasil yang didapat bisa optimal. Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) telah merekomendasikan jadwal imunisasi dewasa yang merupakan lanjutan dari imunisasi anak. Beberapa imunisasi yang bisa dilakukan meliputi vaksin Influenza; Tetanus, Difteri, Pertusis (Td/Tdap); Varicella (Cacar Air);  Human Papillomavirus (HPV); Zoster; Measles/ Campak, Mumps/Gondongan, Rubella/ Campak Jerman (MMR); Pneumokokal Konjugat 13-valent (PVC13)/ Pneumokok; Pneumokokal Polisakarida (PPSV23)/ Pneumokok; Meningitis Meningokokal; Hepatitis A; Hepatitis B; Thypoid Fever (Demam Tifoid); Yellow Fever (Demam Kuning); Japanese Encephalitis (JE) dan Rabies. Untuk memastikan kesehatan selalu terjaga segeralah berkonsultasi dengan dokter Anda mengenai vaksinasi apa saja yang harus diperoleh. Salam Sehat!