(0362) 21789
dinkes@bulelengkab.go.id
Dinas Kesehatan

Beri ASI Sampai 2 Tahun Untuk Wujudkan Keluarga Sehat

Admin dinkes | 11 Agustus 2016 | 1101 kali

Gizi baik menjadi landasan bagi setiap individu untuk mencapai potensi maksimal yang dimilikinya. Gizi baik juga dapat memutus rantai kemiskinan, mendorong pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya dapat memberikan dampak positif bagi individu, keluarga, dan masyarakat.

Di masa awal kehidupan seorang anak terdapat istilah periode 1000 hari pertama dalam kehidupan yang terdiri dari 270 periode hari didalam kandungan dan 730 hari periode setelah kelahiran. Pada Periode 730 hari setelah kelahiran atau 2 tahun pertama kehidupan seorang anak merupakan periode sensitif yang menentukan kualitas hidup di masa yang akan datang, dimana akibat yang ditimbulkan terhadap bayi pada masa ini akan bersifat permanen dan tidak dapat dikoreksi. Pada periode ini pula, pemberian ASI menjadi salah satu fondasi utama seorang anak agar tumbuh menjadi manusia Indonesia yang sehat, cerdas dan produktif.

Demikian sambutan Menkes pada acara puncak Pekan ASI Sedunia (PAS) tahun 2016 yang dibacakan Dirjen Kesmas, dr. Anung Sugihantono, M.Kes, di kantor Kemenkes, Jakarta Selatan (10/8/2016). Acara hari ini turut dihadiri pula oleh pejabat deputi bidang Kesra BKKBN, pejabat di lingkungan Kemenkes, dan perwakilan Dinkes Provinsi seluruh Indonesia. Selain itu diadakan kegiatan workshop dengan topik Peningkatan Kualitas Menyusui Menuju Pembangunan Berkelanjutan.

Data Global Nutrition Report 2016 menyimpulkan bahwa gizi baik merupakan sentral dari Pembangunan Berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan berarti pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Dalam hal ini pemerintah bertanggung jawab dalam meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya ASI dalam hal pengaruhnya terhadap kesehatan dan peningkatan status gizi.

“PAS merupakan momentum yang tepat untuk melakukan gerakan pemberdayaan masyarakat dalam mencapai Indonesia Sehat”, ujar Menkes.

Peningkatan cakupan Pemberian ASI Eksklusif bayi usia kurang dari 6 bulan merupakan salah satu intervensi gizi spesifik yang secara ilmiah sudah terbukti berkorelasi dengan penurunan angka stunting. Hal tersebut diperkuat dengan diluncurkannya Lancet Breasfeeding Series 2016 pada akhir Januari lalu di Washington DC yang memuat pencapaian cakupan pemberian ASI di tingkat global serta keuntungan pemberian ASI baik untuk ibu maupun bayinya. Dimana diketahui bahwa hampir 50% kejadian diare dan 60% infeksi saluran pernafasan pada anak-anak dapat dicegah dengan meningkatkan cakupan ASI Eksklusif.

“Anak-anak yang mendapatkan ASI Eksklusif cenderung memiliki intelegensia yang lebih tinggi dan memiliki daya tahan tubuh yang lebih kuat. Begitu juga dengan ibu yang memberikan ASI memiliki risiko yang lebih rendah untuk terkena kanker payudara dan kanker rahim”, tambahnya.

Pemberian ASI sendiri masih menghadapi banyak tantangan, baik dalam keluarga maupun dari luar. Untuk itu, semua pihak harus bersama-sama menjaga agar ibu mempunyai kesempatan untuk menyusui bayinya dan cakupan Pemberian ASI akan meningkat, terutamanya sampai dengan usia 2 tahun, sesuai dengan slogan Pekan ASI tahun ini : “Ayo Dukung Ibu Menyusui”.

Menkes dalam sambutannya juga mengatakan menjadi kewajiban semua pihak untuk menyiapkan anak sejak dini agar menjadi anak yang sehat dan cerdas serta memiliki karakter yang sesuai dengan nilai-nilai bangsa Indonesia.

“Oleh karena itu kita harus memberikan lingkungan kondusif agar anak bisa tumbuh dan berkembang optimal”, tegasnya.

Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI.

Download disini