V |
irus
Covid-19 varian Omicron adalah varian terbaru dari virus Covid-19. Varian Omicron
telah ditemukan di beberapa wilayah di Indonesia. Omicron telah terbukti jauh
lebih menular daripada varian lainnya, disertai peningkatan kemampuannya
menghindari vaksin dan menyebabkan infeksi ulang. Sudah ada bukti mereka yang
telah disuntik dosis ganda atau telah menerima booster lebih kecil
kemungkinannya untuk dirawat di rumah sakit atau meninggal jika terkena varian
ini.
Walau
masih diperlukan lebih banyak studi untuk sepenuhnya memahami varian Omicron,
penelitian sampai saat ini menunjukkan bahwa varian terbaru itu mungkin tidak
hanya lebih ringan dari yang sebelumnya, tetapi juga memiliki masa inkubasi
yang lebih pendek.
Dokter
paru yang menangani kasus-kasus varian Omicron membeberkan gejala yang dialami
para pasien. Umumnya tergolong ringan, bahkan mirip seperti flu biasa dan juga
masuk angin. gejala yang dialami pasien Omicron umumnya tidak jauh berbeda
dengan keluhan flu pada umumnya. Termasuk di antaranya batuk-pilek, yang paling
banyak dialami pasien bergejala ringan. Demam relatif jarang dikeluhkan pasien
Omicron. Dari sejumlah pasien diperkirakan hanya 18-20 persen yang suhu
tubuhnya mengindikasikan demam. Namun yang paling khas membedakan dengan flu biasa
adalah nyeri atau sakit pada tenggorokan. Pasien Covid-19, 60 persennya
mengalami gangguan pada saluran pernapasan. Pasien Omicron juga relatif jarang
mengalami gangguan napas serius hingga membutuhkan suplementasi oksigen.
Pasalnya, virus Omicron lebih banyak berkembang biak di saluran napas atas dan
jarang masuk hingga ke paru-paru.
Semakin
berkembanganya varian virus Covid-19 harus diimbangi dengan kedisiplinan kita
dalam menerapkan protokol kesehatan dan juga vaksinasi. Karena berdasarkan
penelitian, orang dengan vaksinasi lengkap plus booster dapat mengurangi resiko
ditularkan virus Covid-19. Vaksinasi bukan berarti kita kebal dengan virus Covid-19
namun dapat mengurangi resiko penularan serta apabila tertular maka gejala yang
diderita pun tergolong ringan bahkan tidak bergejala.